Gunakan Deterjen Ramah Lingkungan Untuk Kelangsungan Bumi
Sufaktan. Bahan ini merupakan bahan yang selalu digunakan oleh produsen deterjen karena cara kerjanya yang efektif saat mengangkat kotoran. Saat memilih deterjen, hal yang pertama Anda lakukan yaitu melihat komposisi pada bungkus deterjen. Meskipun sangat efektif, kandungan bahan aktif ini hanya boleh dicampurkan tidak lebih dari 1%. Bahan aktif ini sangat efektif untuk membersihkan kotoran sehingga pada penggunaan dampak buruknya dapat dirasakan baik dalam jangka waktu pendek hingga penggunaan jangka panjang. Pada waktu yang pendek, menggunakan bahan berbahaya ini saat mencuci membuat kulit tangan Anda menjadi kering dan kasar. Hal tersebut terjadi karena kelembaban alami pada kulit Anda perlahan-lahan berkurang. Selain itu, pada penggunaan jangka panjang, kulit lama kelamaan akan menipis dan menjadi sangat sensitif. Penggunaan deterjen pada kulit yang sensitif dapat mengakibatkan alergi bahkan iritasi. Sehingga tangan Anda bisa gatal-gatal bahkan melepuh. Sehingga pilihlah deterjen ramah lingkungan yang mengandung bahan ini tidak terlalu banyak.
Phosphate. Selian sufaktan, bahan aktif lainnya yang dapat di temukan pada deterjen yaitu phosphate. Anda tentu sering mendengar deterjen yang mengandung softener bukan? Nah, bahan inilah yang sering digunakan pada deterjen yang mengandung softener. Selain bisa melembutkan, daya mencuci dengan menggunakan bahan ini makin meningkat. Sehingga membuat aktivitas mencuci Anda menjadi lebih ringan. Namun, tentu saja, ada dampak buruk yang menyertai bahan ini. Salah satunya yaitu bahaya terhadap lingkungan. Karena dapat menyebabkan algae atau phytoplankton tumbuh dengan subur. Padahal secara umum, algae merupakan salah satu makanan untuk para bakteri. Sehingga makin banyak alga, bakteripun akan tumbuh dengan subur. Sehingga bahan ini akan minim ditemukan pada deterjen ramah lingkungan.
Diskusi